
Kab. Agam, Kabar Fenomenal ■
Beragam argumen dari mulut masyarakat Batu Kambing bermunculan, pasca jatuhnya bocah 5 tahun bersama ibunya (32) tahun di jembatan Batang Tambuo, Nagari Batu Kambiang, Kecamatan Ampek Nagari yang akan dibangun Pemerintahan Kabupaten Agam tersebut.
Peristiwa naas itu kuat dugaan akibat kelalaian kontraktor sehingga korban yang bersama ayah dan ibunya mengendarai motor terpeleset, lantaran derasnya aliran sungai di jembatan yang telah uzur tersebut akibat dari hujan deras pada hari Selasa sore 6 Agustus 2024 itu.
Hal ini diceritakan Bjg 45 Tahun dan YS 56 Tahun seorang warga sekitar yang kebetulan melintas di Tkp saat seketika bertemu dengan tim investigasi media Kabar Fenomenal menyambangi proyek tersebut pada Sabtu 10 Agustus 2024 sekira jam 15 : 00 WIB.
Mereka mengatakan bahwa kronologi kejadiaan, disaat korban bersama ayah dan ibunya mengendarai sepeda motor melalui jembatan uzur tersebut karena tidak ditutup. Kendaraan ayahnya itu terpeleset dihantam oleh derasnya air Batang Tambuo, Batu Kambiang akibat guyuran hujan lebat.
” Sehingga ibu dan anak jatuh ke sungai di bawa arus, sang ibu terpisah dari korban. dan korban (5) hanyut terbawa arus,” jelas mereka
Beruntung sang ibu dapat ditolong warga sekitar. ” Sementara naas bagi balita yang jasatnya ditemukan dengan jarak jauh dari jembatan kurang lebih 10 km pada Jumat 9 Agustus 2024, setelah 4 hari tim sar BPBD Agam mencari keberadaan korban dialiran sungai,” terangnya lagi.
Menurut pengakuan warga itu lagi, pada awal proyek jembatan yang akan dibangun. Rekanan telah membuat jembatan alternatif. Dilihat kelalaian rekanan tidak membersihkan dan membuka jembatan lama itu. Serta tidak memberikan plank tanda tidak boleh dilalui lagi oleh pengendara dan masyarakat.
” Sehingga masyarakat masih banyak melaluinya. Padahal jembatan tersebut memang sudah tidak layak di lalui. Sehingga Pemkab Agam menganggarkan untuk pembuatan jembatan baru,” ujarnya.
Selanjutnya, saking kesalnya masyarakat atas peristiwa hanyutnya balita tersebut. Membuat masyarakat dengan bersama – sama melakukan pembongkaran kayu jembatan, bukan dibongkar oleh Rekanan itu sendiri.
” Dilakukan pembongkaran, supaya jangan lagi ada pengendara yang melewati jembatan sudah uzur itu dan agar tidak ada korban – korban lain dikemudian hari,” pungkasnya.
Saat dikonfirmasikan hal ini kepada pihak Rekanan. Paul SP membantah atas peristiwa tersebut. Sebaliknya dia bertanya dimana letak kelalainnya.
Dikatakannya lebih lanjut bahwa jembatan darurat telah dibuat dan jembatan lama pun sudah di tutup pakai batang kelapa 4 batang.
” Kita menunggu alat berat dari Dinas dan kita sudah konfirmasi dengan Polres Agam. Kalau Ada indikasi kelalaian dimana kelalaiannya,” ucap Paul SP kepada tim Redaksi media Kabar Fenomenal Sabtu 10 Agustus 2024 melalui Pesan Whatsaap.
Selanjutnya jelasnya lagi kalau pihaknya sudah jauah hari memasang plank pemberitahuan tidak boleh dilalui. ” Plank telah kita dirikan di Bawan dan di Pasar Batu Kambing,” ungkapnya yang mengaku saat itu sibuk dalam mengurus perlengkapan kerja dan mencari besi.
Sebelumnya, hasil dari Investigasi tim media Kabar Fenomenal pada Sabtu 10 Agustus 2024, memang belum terlihat adanya tanda – tanda kalau pekerjaan jembatan tersebut akan mulai diperbaiki. Yang hanya terlihat dan menurut pengakuan warga bahwa pembongkaran kayu jembatan pasca setelah adanya peristiwa balita hanyut dan makan korban.
Seterusnya dilihat di lokasi proyek tersebut memang sudah ada pembuatan jembatan darurat. Akan tetapi tanda masih bisa dilaui oleh pengendara masih terlihat. Karena ada pemasangan poster merek boleh dilalui kendaraan Maksimal Beban 3,5 Ton. Berarti bantahan dari Rekanan yang sudah menutup dengan memasang tanda tidak boleh dilalui lagi jembatan itu menjadi pertanyaan besar. (Tim Red)